SEJARAN BERDIRINYA PESANTREN

                   Pada tahun 2017 pimpinan cabang muhammadiyah candipuro mengadakan agenda rutin kajian keliling di setiap ranting dengan model menginap. Selama 5 bulan berjalan, kajian menghasilkan pemikiran untuk mendirikan sebuah pesantren. Motif dari pendirian pesantren berawal dari kegelisahan menyusutnya para kader muhammadiyah yang memiliki jiwa visioner dan militansi daalam mengembangkan dakwah islam melalui organisasi muhammadiyah. Terlebih khusus minimnya para kader yang bergerak dalam bidang seperti khutbah, pasih dalam membaca kitab-kitab klasik berbahasa arab, dan mampu menjadi mujtahid muda di era teknologi 0.4. Meski tidak dipungkiri, bahwa sudah ada lembaga pendidikan berupa SMP, MTs, SMA, dan MA, namun belum memadai secara maksimal untuk menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna muhammadiyah.  

                  Dengan latar belakang demikian, para tokoh muhammadiyah di cabang candipuro yakni Kiyai M. Yasir,Kiyai Satiyar,Kiyai Misbah, Kiyai Mujiono, Kiyai Mansur, Ustadz Sutino Sasmito, Amiruddin, Hanafi, Edi Muttaqien, serta di dorong oleh seluruh anggota PCM candipuro dan di dukung oleh seluruh PRM seCandipuro sepakat untuk  mendirikan lembaga pendidikan yang fokus terhadap pembinaan kader dakwah praktis.  

                   Pada bulan Desember 2017 disepakati untuk mengadakan acara peletakan batu pertama yang menghadirkan DR. Busro Muqoddas, M.Hum. Momen itu merupakan langkah awal PCM Candipuro dalam mendirikan PontrenMu Ahmad Dahlan. Dalam waktu 2 tahun yakni tahun 2018, PontrenMu Ahmad Dahlan Selesai di bangun dan di resmikan oleh Prof. Dadang Kahmad, M.Si dari PP Muhammadiyah Yogyakarta yang di gantikan oleh Wawan Gunawan Abdul Wahid, LC, M.Ag. pada tahun ajaran 2019/2020 PontrenMu resmi menerima santri baru.